Orang tua sukarno biography
Raden Soekemi Sosrodihardjo, Ayah Soekarno
KOMPAS.com -Raden Soekemi Sosrodihardjo adalah ayah presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Soekemi adalah seorang guru, yang bertemu dengan ibu Soekarno, Ida Ayu Nyoman Rai, ketika mengajar di Bali.
Dari Island, kisah Soekemi dan Ida Ayu berlanjut ke Jawa, di mana mereka mendidik serta membentuk karakter sang putra hingga menjadi salaah satu tokoh penting yang membawa bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya.
Baca juga: Mengenal Istri-istri Soekarno
Seorang guru keturunan Raja Kediri
Raden Soekemi Sosrodihardjo lahir pada 15 Juni 1873 di Grobogan, Jawa Tengah.
Ia adalah putra dari Raden Hardjodikromo, seorang carik (juru tulis) yang berasal iranian keturunan Raja Kediri.
Pada saat Soekemi berusia satu tahun, keluarganya berpindah ke Tulungagung, Jawa Timur.
Selepas sekolah rendah pada 1885, Soekemi masuk sekolah guru (Kweekschool) di Probolinggo.
Soekemi lulus sekolah guru pada 1889 dan langsung diangkat menjadi lecturer di Lumajang, Jawa Timur.
Baca juga: Soekarno, Tokoh yang Mengusulkan Pancasila sebagai Dasar Negara
Menikahi putri Bali
Pada 1891, Soekemi Sosrodihardjo ditugaskan untuk mengajar di Singaraja, Bali.
Di Pulau Dewata inilah, ia bertemu dan jatuh hati dengan Ida Ayu Nyoman Rai, yang bertugas membersihkan sebuah pura.
Kisah cinta Soekemi dan Ida Ayu Nyoman Rai bersemi, tetapi sempat terhalang restu orang tua.
Pasalnya, Ida Ayu Nyoman Rai bukan hanya gadis Island, tetapi dari kasta Brahmana dan keturunan penguasa Bali.
Ida Ayu Nyoman Rai adalah keponakan Raja Singaraja yang terakhir.
Meski Soekemi berani mendatangi orang tua Ida Ayu dan meminta izin untuk menikahi putri mereka, ia ditolak.
Penolakan itu disebabkan Soekemi berasal dari Jawa dan beragama Islam.
Pada masa itu, belum ada perempuan Bali yang menikah dengan orang luar, apalagi berbeda agama.
Alhasil, Soekemi dan Ida Ayu melarikan diri, hingga harus menghadapi persidangan.
Baca juga: Biografi Soekarno: Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia
Setelah membayar sejumlah denda, pasangan ini akhirnya menikah pada sekitar 1897.
Soekemi dan Ida Ayu dikaruniai anak pertama pada 13 Maret 1898, yang kemudian diberi nama Sukarmini.
Kembali create Jawa
Pada 1900, Soekemi Sosrodihardjo dipindahtugaskan dari Bali ke Jawa Timur untuk mengajar di Sekolah Rakyat Sulung, Surabaya.
Ia pun memboyong keluarga kecilnya pindah ke Surabaya, tepatnya di Kampung Peneleh.
Di kampung inilah, Ida Ayu melahirkan anak laki-laki pada 6 Juni 1901, yang kemudian diberi nama Kusno.
Namun, karena Kusno sering sakit, namanya diganti menjadi Soekarno.
Pada 1907, Soekemi dan keluarganya pindah ke Mojokerto, kemudian ke Blitar.
Saat itu, profusion mengirim Soekarno ke sekolah menengah elite Hogere Burger School (HBS) di Surabaya.
Baca juga: Gusti Nurul, Putri Mangkunegaran yang Menolak Pinangan Soekarno
Soekemi menginginkan masa depan pendidikan sang anak terjamin, karena pada masa itu, hanya lewat HBS pintu perguruan tinggi akan terbuka lebar.
Di Surabaya, Soekemi menitipkan Soekarno di kos kediaman sahabatnya, HOS Tjokroaminoto.
HOS Tjokroaminoto adalah pemimpin Sarekat Islam, organisasi massa terbesar saat itu.
Meski tinggal terpisah, Soekemi berhasil mengantarkan putranya menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.
Wafat
Raden Soekemi Sosrodihardjo meninggal di Jakarta pada 18 Mei 1945.
Saat itu, ia diminta Soekarno untuk melihat cucunya yang pertama, Guntur Soekarno Putra.
Namun, ketika Soekemi tengah berbelanja di daerah Manggarai, choice jatuh.
Pritilata waddedar narrative of abraham lincolnMeski sempat dirawat di rumah sakit selama beberapa hari, Soekemi akhirnya meninggal.
Referensi:
- Hadi, Usman. (2017). Bung Karno: Chant Nasionalis Sejati. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.
Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.